LVRI Simbol Sejarah Perjuangan Para Pahlawan Dalam Merebut Kemerdekaan

Bengkulu – Peringatan Hari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) ke 68 merupakan simbol sejarah yang pernah ada, para pahlawan berjuang keras demi merebut kemerdekaan negara dari tangan penjajah, sehingga jasa – jasa mereka harus kita hargai.

“Peran veteran yang ada saat ini merupakan simbol bahwa dulu pernah ada para pahlawan yang berjuang keras demi kemerdekaan bangsa,” ujarnya aktivis Perempuan asal Bengkulu berdarah minang yang saat ini menjabat ketua Bidang Pemberdayaan Wanita, DPP Gerakan Bakti Cendana (GBC) Eka Widya Astuti saat dihubungi via handphone, Kamis (2/1/2025).

ketua Bidang Pemberdayaan Wanita, DPP Gerakan Bakti Cendana (GBC) Eka Widya Astuti

Ia menambahkan keberadaan para veteran menjadi bukti nyata bagi generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa. Oleh karena itu dirinya mengajak generasi muda untuk tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa.

Pada kesempatan itu, Eka Widya Astuti yang akrab disapa uni Widya menghimbau seluruh lapisan masyarakat indonesia, khususnya masyarakat Bengkulu untuk dapat menghormati dan mengapresiasi jasa para pahlawan yang telah berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

Mengingat jasa mereka dalam merebut kemerdekaan maka pemerintah diminta untuk terus mewujudkan perbaikan sosial, ekonomi, dan pendidikan bagi veteran dan keluarganya.

Di lain pihak, mengingat faktor usia sudah kurang memungkinkan terlibat secara langsung dalam kepengurusan organisasi LVRI bukan berarti kepentingan mereka dapat diabaikan, justru kepedulian harus lebih ditingkatkan.

Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI (Purn) Herman Bernhard Leopold Mantiri. (Foto: Vidio.com)

Sejarah berdirinya LVRI

Mengutip dari veteranri.go.id, lahirnya LVRI melalui perjalanan yang cukup panjang. Dimulai dari Kongres I pada 22 Desember 1956 – 2 Januari 1957 di Decca Park, Jakarta.

Kongres tersebut dihadiri oleh 2300 veteran dari seluruh Indonesia. Mereka mewakili lebih dari sejuta veteran yang aktif bertempur di seluruh wilayah Indonesia selama memperjuangkan Kemerdekaan RI antara 1945-1949.

Seluruh organisasi bekas pejuang bersenjata di Indonesia yang mengikuti kongres pun sepakat melebur menjadi satu organisasi yang disebut LVRI. LVRI secara resmi diumumkan terbentuk pada 2 April 1957 melalui Keputusan Presiden RI No.103 tahun 1957 Tentang Legiun Veteran.

Baca Juga:  Literasi Keuangan dan Digital Kunci Keamanan Bertransaksi Digital

Dalam Keppres tersebut menetapkan bahwa terhitung mulai 1 Januari 1957, LVRI resmi dibentuk. Keppres tersebut juga menekankan bahwa LVRI diakui sebagai satu-satunya badan yang mewakili kaum veteran dalam hubungan dengan instanasi-instansi Pemerintah dan organisasi-organisasi veteran internasional.

Dianugerahkan pula Panji-panji Kehormatan Veteran RI, Karya Dharma. Selain itu, juga ditetapkan Kode Kohormatan Veteran RI, Panca Marga.

Selanjutnya, Badan Pekerja Pusat (BPP) LVRI untuk periode 1957-1959 dibentuk dengan Letkol R. Pirngadi sebagai pemimpin. Pada Mei 1959, Dewan Pleno LVRI, BPP LVRI dibentuk dengan Kol. Sambas Atmadinata sebagai pemimpin.

Tak hanya sebagai organisasi dalam negeri, LVRI juga menjadi anggota the World Veterans Federation. Pada 1965, BPP LVRI dipimpin oleh Letjen. M. Sarbini.

Pada 7 Agustus 1967, Undang-undang No. 7 tahun 1967 tentang Veteran Republik Indonesia ditetapkan. Penetapan ini menyusul dicabutnya Undang-undang Veteran No. 15 tahun 1965. Selanjutnya, AD/ART LVRI diusulkan Kongres dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Selama 1968 hingga sekarang, telah digelar 12 Kongres secara rutin sebagai program lima tahunan LVRI. Dalam Kongres tersebut, dipilih Ketua Umum LVRI yang akan menjabat selama lima tahun ke depan.

Adapun Kongres XII LVRI telah digelar pada 10-12 Oktober 2022. Ketua Umum DPP LVRI terpilih saat ini adalah Letjen TNI (Purn) HBL Mantiri.

Adapun pemilihan 2 Januari sebagai HUT LVRI merujuk pada hari terakhir berlangsungnya Kongres I. Sejak resmi ditetapkan pada 1957, LVRI masih menjadi organisasi yang mewadahi para veteran RI hingga kini. (Rie)

Related Posts