BUKITTINGGI — Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi di 2023 berencana akan menaikkan anggaran untuk biaya gizi anak, agar tercapainya penurunan angka stunting di kota itu.
“Penurunan angka stunting bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM, serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak,” ujar Wali Kota Bukittinggi Erman Safar saat pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stuntin (TPPS) di Aula Balai Kota, Rabu (3/8/2022).
Menurut Wako Erman, penyuluhan pada orang tua harus ditingkatkan, terutama pada pasangan yang baru menikah.
“Stunting diakibatkan kurangnya gizi kronis pada bayi, sehingga sang anak mengalami kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan berpengaruh pada kemampuan kognitifnya,” ujarnya.
Menurut Erman, TPPS bertugas untuk mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergensi dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor pada tingkat kota Bukittinggi.
Pemko Bukittinggi membentuk TPPS, dengan Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi sebagai ketua timnya.
Selain acara pengukuhan, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kemenag dan DP3APPKB tentang penguatan pendampingan calon pengantin dan remaja usia pra nikah dalam rangka pencegahan resiko dan penurunan stuntin.
Dalam acara itu, juga diserahkan bantuan DAK tahun anggaran 2022 oleh BKKBN Sumbar ke Pemko Bukittinggi sebesar Rp1,5 miliar lebih.
Kepala DP3APPKB Bukittinggi, Tati Yasmarni menjelaskan, TPPS sesuai dengan arahan BKKBN Sumbar.