Ngaji Literasi Bersama Kang Maman Tingkatkan Semangat Menulis Santri Diniyyah Puteri

PADANG PANJANG — Kegiatan Ngaji Literasi yang digelar Diniyyah Puteri Padang Panjang pekan lalu, membawa motivasi segar bagi santriwati.

Kehadiran jurnalis dan penulis nasional, Kang Maman Suherman dinilai memberikan semangat baru, menumbuhkan minat baca sekaligus keberanian menulis.

Direktur Diniyyah Literasi, Fauziah Fauzan, Senin (22/9/2025) menyebutkan, santri sangat antusias menyerap ilmu dari Kang Maman.

Menurutnya, banyak yang semakin menyadari bahwa literasi tidak berhenti pada sekadar membaca, tetapi juga melatih berpikir kritis dan mengekspresikan diri lewat tulisan.

“Alhamdulillah, kegiatan ini benar-benar memantik semangat. Setelah acara, beberapa santri langsung menyampaikan keinginan untuk lebih rajin membaca dan mencoba menulis. Inilah dampak nyata yang kami harapkan,” ujarnya.

Dalam pemaparannya, Kang Maman mengingatkan, menulis adalah soal kejujuran dan ketulusan hati, bukan sekadar mengikuti tren teknologi.

Dia juga menekankan pentingnya membaca minimal 30 buku sebelum menulis agar karya memiliki bekal yang kuat.

Baca Juga:  RUPS Tahunan TINS Bagikan Dividen Rp 312 M, Ini Susunan Direksi PT Timah Tbk

Kang Maman juga menjelaskan lima langkah penting menguasai literasi.
Dimulai dari menguasai kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung sejak dini, kemudian memperluas akses terhadap bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.

Setelah itu, setiap pembaca perlu belajar memaknai isi bacaan secara mendalam, membiasakan diri berpikir kritis terhadap informasi yang diterima, serta mempraktikkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata.

Ia juga mengingatkan bahwa menulis harus melibatkan hati dan perasaan.

“AI memang bisa membantu, tetapi ia hanyalah alat. Menulis sejatinya adalah soal kejujuran dan ketulusan. Jika tidak hati-hati, kita justru bisa mengalami brainrots, otak tumpul akibat terlalu sering mengonsumsi informasi singkat dan dangkal,” nasehatnya.

Pesan itu, kata Fauziah, membuka wawasan baru bagi santri tentang disiplin guna membangun keterampilan menulis.

“Suasana diskusi yang interaktif membuat para santri lebih percaya diri bertanya dan berbagi pandangan,” imbuhnya. (rls/pdp)

Related Posts