Sabun dari Limbah Kulit Kopi ‎Ala Paninjauan

‎Kehadiran perguruan tinggi di tengah masyarakat bukan sekadar untuk mengajar mahasiswa di kampus.

Perguruan tinggi, juga memiliki kewajiban untuk mengabdikan diri melalui ilmu pengetahuan yang sudah diteliti.

‎“PKM adalah bentuk pengabdian dari akademisi, langsung ke tengah masyarakat. Kami ingin ilmu yang diteliti dan dikembangkan di kampus tidak berhenti di ruang laboratorium saja, tetapi bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya petani kopi di Paninjauan,” kata Rika Novariza.

‎Ia menambahkan, kegiatan pelatihan ini bukan sekadar mengenalkan teori, tetapi juga praktek langsung.

Para peserta diajarkan mulai dari cara menyiapkan bahan, proses pencampuran, hingga tahap pencetakan sabun. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya tahu manfaatnya, tetapi juga bisa memproduksi sabun sendiri di rumah.

‎Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Hardi Kardanus, Pj. Walinagari Paninjauan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih kepada UNP yang telah memilih Nagari Paninjauan sebagai lokasi PKM.

Baca Juga:  Dua Festival, Literasi dan Pamenan Minangkabau Siap Semarakkan Padang Panjang

‎“Inovasi seperti ini sangat kami butuhkan. Petani kopi di Paninjauan selama ini hanya berfokus pada hasil biji kopi, sementara kulit kopi yang menumpuk dianggap tidak ada nilainya. Kehadiran UNP membuka wawasan baru bahwa limbah pun bisa menjadi peluang ekonomi. Kami berharap PKM UNP selalu datang ke Paninjauan untuk membagikan ilmu dan inovasi mereka,” ujar Hardi.

‎Menurutnya, perkembangan ekonomi masyarakat perdesaan saat ini sangat membutuhkan dukungan inovasi. Dengan pelatihan ini, kaum ibu bisa memiliki keterampilan tambahan, bahkan membuka peluang usaha kecil berbasis limbah kopi.

Related Posts