Belajar Kebersamaan dari Moza & Azka

Oleh : Teddy G Chaniago

BICARA tentang persatuan, kesatuan atau kebersamaan, bak bicara tentang sebuah dongeng pengantar tidur.

‎Mudah diucapkan, gampang diceritakan namun teramat sulit untuk dilaksanakan.

Kebersamaan sekarang ini hanya sebatas lafas untuk mencari teman.

‎Moza dan Azka, dua bocah sepermainan yang masih berstatus pelajar Sekolah Dasar (SD) rasanya pantas diapresiasi dan menjadi mentor tentang kebersamaan itu.

‎Di bawah terik matahari, keduanya berjalan sambil mendorong sebuah sepeda yang ban depannya bocor entah disebabkan apa.

‎Akan tetapi sampai di bengkel tambal ban terdekat, layanan service tak bisa mereka dapati dikarenakan bengkelnya tutup.

‎Moza dan Azka tak kehilangan akal, keduanya langsung mempreteli roda depan sepeda yang bocor tersebut dengan meminjam alat seadanya di sebuah bengkel las.

Baca Juga:  DPRD dan Pemko Bukittinggi Tandatangani Propemperda Tahun 2024 dan 2 Ranperda

‎Meski tak secepat montir di tambal ban, namun kolaborasi antara Moza dan Azka pantas diacungi jempol.

‎”Alhamdulillah selesai juga,” kata Moza sambil melap peluh yang mengucur dari keningnya.

‎”Memudahkan tukang tambal ban untuk menambalnya,” tambah Azka yang berhasil meloloskan ban dalam sepedanya menambahkan.

‎Moza dan Azka bukan orang besar, selebriti ataupun tokoh politik yang tengah berebut panggung dan nomor punggung.

‎Namun keduanya pantas diberikan podium untuk menunjukkan, bagaimana seharusnya kebersamaan itu dilakukan bukan dipertontonkan untuk sebuah tujuan.

‎Semoga pelajaran tentang meretas dan memupuk kebersamaan yang dilakukan Moza dan Azka bisa membuka mata kita bahwa kebersamaan sejatinya untuk dijalankan. ***

Related Posts