HJM Rumah Gadang Nan Baanjuang ke-89 di Bukittinggi: Wadah Utama Pelestarian Benda Cagar Budaya

BUKITTINGGI – Dibalik Pepohonan rimbun di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittingggi, tampak bangunan khas adat Minangkabau yang berdiri megah dengan tujuh gonjong tajam menghadap langit.

Bangunan tersebut adalah Museum Rumah Gadang Nan Baanjuang, merupakan museum kebudayaan yang memiliki 800 jenis peninggalan penting sejak zaman prasejarah di Minangkabau hingga Bukittinggi.

Hari ini tepatnya, 1 juli 2024, seluruh staf Museum berkesempatan membuat sebuah video singkat Hari Jadi Museum Rumah Adat Nan Baanjuang ke-89.

“Hari Jadi Museum Rumah Gadang Nan Baanjuang yang ke-89 Tahun. Tetaplah Menjadi Wadah Utama Pelestarian Benda Benda Kebudayaan Minangkabau,” ucapan seluruh staf yang dikomandoi oleh edukator Museum, Santi Indriani.

Mereka juga menyampaikan sebuah pantun dengan bahasa Minangkabau:

Jalan-jalan ka Jam Gadang, Jan Lupo Singgah ka Rumah Gadang. Kami Kami Panduduak Rumah Gadang, Siap Manunggu Urang Rantau Nan ka Pulang.

Santi berharap, kedepannya museum ini tambah banyak lagi pengunjung dan sekolah sekolah yang melakukan edukasi terhadap siswa di Museum Rumah Gadang Nan Baanjuang.

Bangunan Rumah Gadang tersebut di bangunan pada tahun 1935 M, saat ini telah memiliki 800 jenis koleksi, yang terlama adalah Kertas Bertulis (Manuskrip) yang telah ada sejak puluhan tahun silam, dan paling muda yakni koleksi mata uang kertas tahun 1977.

Semua jenis koleksi menunjukkan bahwa unsur penting pembentuk budaya Minangkabau bercerminkan kepada apa yang ada di alam. Sesuai dengan falsafah adat Minangkabau, Alam Takambang Jadi Guru.

Dari sisi ukiran, Pada ukiran jendela museum digunakan ukiran Saluak Laka, di bandul jendela menggunakan ukiran Itiak Pulang Patang, dan masih banyak ukiran-ukiran lain sesuai dengan filosofi masing-masing.

Museum Rumah Gadang Nan Baanjuang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau, Bukittinggi.

Ruangan bagian depan lebih mengedepankan ragam pakaian, makanan dan pesta adat minangkabau yang dipajangkan pada patung atau dibuatkan replikanya. Di lantai bawah dipajang koleksi budaya sejarah dan prasejarah, seperti peralatan-peralatan masa lampau. (alex)

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *