Memang tak mudah usaha dilakoni oleh ibu tersebut. Setiap wisatawan yang ia datangi menolak degangannya.
Meski demikian, tatapan matanya penuh semangat, ia tetap menjajakan dagangannya dengan berharap ada pembeli, membeli dagangannya.
Melepaskan lelah setelah berjalan di kawasan taman, ibu tiga anak mengaku tinggal di kawasan Tengah Sawah, Kota Bukittinggi beristirahat dengan duduk di salah satu sudut taman.
Baru saja beberapa menit duduk sambil menawari minuman kepada setiap orang lewat di depannya. Terlihat ada dua pria menghampirinya, dengan membeli dua dagangannya.
Ibu ber alaskan sandal jepit ini terlihat senang dengan adanya dua orang yang baru saja membeli dagangannya.
“Alhamdulillah, akhirnya lai adoh juo yang mambali (Alhamdulillah, akhirnya ada juga yang membeli),” ujar ibu yang rupanya bernama Maryeni ini.
Sambil menghela nafas, ia mengaku berjualan minuman dingin di kawasan Taman Jam Gadang sudah sekitar empat tahun ditekuninya.
Wanita berasal dari Lubuk Basung ini, menyampaikan, tak menyangka akan berprofesi sebagai penjual air minum dingin di taman Jam Gadang.
“Sejak suami meninggal lima tahun silam, ini yang bisa dilakukan untuk dapat menyambung hidup 3 anak saya,” tuturnya dengan mata mulai memerah.
Sebagai penjual minuman dingin dengan harga Rp5 ribu per kotak, ia mengaku hanya biasanya sehari mendapatkan hasil sekedar untuk pembeli beras dan sambal se kadarnya.
“Tidak banyak yang dapat dibawa pulang. Hasil dagangan paling hanya buat beli beras. Ada sisa sedikit baru beli sambal, itu biasanya saya dapatkan,” cerita Yen sapaan akrabnya sehari-hari.