BUKITTINGGI — Bukittinggi merupakan kota terbesar kedua di Sumatera Barat, pada zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia Bukittinggi pernah dipilih sebagai Ibukota atau PDRI, Kamis (20/7/2023).
Kota Bukittinggi klop telah diakui sebagai kota bersejarah dengan memiliki situs bersejarah di zaman kolonial, salah satu nya adalah bekas lembaga pemasyarakatan (Lapas) Bukittinggi yang berada di jalan perintis kemerdekaan yang hanya berjarak lebih kurang 100 meter dari Jam Gadang.
*James Richis. S, M.M*
(Kasubsie kegiatan kerja dan pengelolaan hasil kerja narapidana)
Bangunan ini adalah peninggalan Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1858 Masehi yang dulu bernama Gevangenis Van For Dekock. Untuk diketahui kota Bukittinggi (sekarang, red) yang dulunya bernama For Dekock.
*Marten. Bc. IP. SH*
(kepala Lapas kelas IIA Bukittinggi)
Pada saat itu penjajahan masuk ke Indonesia ada perlawanan-perlawanan dari tokoh bangsa yang kita kenal dengan perang PADRI pada awal-awal tahun 1803 kala itu, kemudian banyak para tokoh-tokoh perlawanan ini yang ditangkap oleh Belanda dan belum ada pengasingan atau penjara, sehingga dari dasar itu maka pemerintah Belanda di tahun 1858 mendirikan Lapas ini, dengan tujuan untuk melakukan penahanan terhadap tokoh-tokoh yang melawan pemerintah Belanda kala itu.
*James Richis*
Sekarang bangunan ini tidak difungsikan lagi, dan pada tahun 2022 bangunan ini masuk menjadi salah satu situs cagar budaya. Oleh sebab itu untuk lapasnya sendiri (Lapas kelas IIA Bukittinggi) sudah pindah ke Biaro yang mana dibangun pada 1986 dan difungsikan tepatnya 18 November 1991 dengan luasnya 30.700 meter persegi hingga sekarang.