Tingkatkan Literasi Budaya Daerah Melalui  Pelatihan Menulis Cerpen

Bengkulu – Saat ini Indonesia menempati ranking 10 terbawah secara global dalam hal , yang mengindikasikan bahwa minat baca, tulis, dan berpikir masyarakat cukup rendah, terutama pada generasi muda. Tentunya hal ini akan mengancam persaingan secara global, dan menjadi hambatan terbesar dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan untuk meningkatkan minat tersebut, serta disibukkannya generasi muda oleh kegiatan negatif atau kurang bermanfaat lainnya. untuk meminimalisir kenakalan remaja, dan mempersiapkan diri  menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat bersaing secara global maka Komunitas Literasi Cendikia Bengkulu bekerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi menggelar pelatihan penulisan cerpen tentang kebudayaan daerah.

Kegiatan ini dihadiri oleh narasumber inspiratif dalam bidang seni dan sastra, seperti Dwi Laily Sukmawati, S.Pd, M.Hum, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Helmiyesi, M.Si atau yang akrab disapa umi Yesi penulis dari founder kelas sabusabu dan Tony Hartanto S.Sos dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Bengkulu dan diikuti 30 orang peserta.

Ketua Komunitas Literasi Cendikia, , S.Pd, M.Pd, dalam sambutannya membuka acara kegiatan menulis cerpen dengan tema “pesan singkat tentang negeriku” di aula Kantor Perpustakaan Provinsi Bengkulu, Sabtu (5/10/2024) mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk meminimilisir kenakalan remaja serta mempersiapkan genenerasi muda menjadi SDM yang dapat bersaing secara global kedepannya.

Baca Juga:  Bawaslu Kota Bengkulu Gandeng Media Massa dan Mahasiwa Awasi Pilwakot 2024

Ia menambahkan bentuk kegiatan berupa sosialisasi pentingnya literasi dan panduan teknis menulis cerpen.

Zurfa berharap melalui kegiatan ini gerasi muda Bengkulu dapat meningkatkan dan mengembangkan minat dan bakat dalam dunia kepenulisan khususnya cerpen sehingga menjadi motivasi untuk terus berkarya dengan menanamkan nilai-nilai budaya bangsa.

Sementara itu Umi Yesi dalam materinya menyampaikan literasi budaya dapat dikaitkan dengan pembuatan cerpen dalam beberapa hal seperti kearifan lokal, nilai-nilai budaya.

Dalam membuat cerpen bisa memuat tentang kearifan lokal seperti budaya yang diciptakan oleh masyarakat dan dilestarikan oleh penduduk local seperti tabot. Kearifan lokal dapat berupa norma-norma sosial dan perilaku yang menjadi pegangan hidup masyarakat.

Selain itu cerpen dapat mengandung nilai-nilai budaya yang disampaikan pengarang kepada pembacanya melalui tema atau ide dasar cerita yang melatarbelakangi keseluruhan isi cerpen yang dapat diambil dari lingkungan sekitar seperti kisah pribadi, sejarah, dan lain-lain.

Literasi budaya merupakan salah satu bagian dari literasi dasar, yaitu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu. Dalam dunia pendidikan, menerapkan literasi dasar sangat penting.

Untuk membuat cerpen, pemula dapat melakukan langkah-langkah seperti mencari ide, memikirkan jalan cerita, mulai menulis dan membaca lagi sekalgius mengkoreksi ulang  (rie)

Related Posts